notizen-armee
catatan harian kini dan nanti   
Kamis, 11 Juni 2009
pengalaman baru dalam menonton film di bioskop

Mengkin diantara antara anda semua pernah yang ada menonton film Monster VS Alien.

Ya, film dengan teknologi Dolby 3d jadi seakan akan gambar pada kartun itu terlihat hidup, tapi tidak bisa dipungkiri kalau…….itu membuat “sakit mata”.

Iya kan?

Hahaha

Oleh karena itu..setelah adanya teknologi Dolby 3d (yang sebenarnya belum terlalu umum di bioskop-bioskop di Indonesia) sekarang telah ada lagi teknologi yang memperkaya pengalaman kita dalam menonton film…………..Real D…itulah namanya!!

Apa itu Real D??

RealD adalah teknologi terbaru tiga dimensi.

Konon RealD merupakan teknologi paling sempurna di perfilman tiga dimensi yang sangat akurat menampilkan gambar di mata kanan dan kiri sehingga penontonnya tidak mengalami pusing ataupun sakit mata yang juga pernah saya alami.

RealD 3D, sebagai salah satu teknik peyajian film 3D digital saat ini, selain Dolby 3D dan XpanD. Kesamaan antara Dolby 3D dan RealD, adalah sama-sama memanfaatkan kepraktisan dari Digital Cinema.

Gambar kiri dan kanan ditampikan hanya dng satu proyektor digital saja.

Artinya gambar kiri dan kanan ditampilkan secara bergantian dengan frame rate yg sangat tinggi: 72 frame per detik pada masing-masing gambar kiri dan kanan.

Tentu kepraktisan ini, tetap menjadi hambatan di Indonesia, krn hanya 4 gedung bioskop (saat artikel ini ditulis) yg dilengkapi dengan Digital Cinema Projector.

Kesamaan yang lain antara Dolby 3D dan RealD 3D adalah penonton memakai kacamata pasif (tidak ada rangkaian elektronik atau battery di dalam kacamata) sehingga kacamata menjadi ringan dipakai oleh penonton.

Hmmm….ada bedanya ga yah antara Real D dengan Dolby 3D…tentu saja ada…dan ini diaaa….

REAL D :

DOLBY 3D :

· Memakai perbedaan kutub rambat cahaya (light polarization).

· Dolby 3D memakai spektrum warna RGB yg berbeda antara mata kiri dan kanan

· RealD hanya memasang filter polarisasi (LCD bases) di depan lensa proyektor membuat lebih ‘aman’ pada sistem RealD dibandingkan pada sistem Dolby 3D yang harus membuka casing badan proyektor.

· Modifikasi proyektor digital pada Dolby 3D dengan memasang cakram spektrum warna persis di depan lampu proyektor

· Pemasangan filter polarisasi berada diluar badan proyektor

· Filter spektrum warna diletakkan di dalam badan proyektor

· Kaca mata RealD adalah kacamata Circulary Polarized yang biaya pembuatannya lebih murah dibandingkan dengan pembuatan kacamata Dolby 3D,

· Dolby 3D, pegantian spektrum kiri-kanan dilakukan secara mekanik (cakram putar).

· Dengan circulary Polarized memungkin penonton bebas memiringkan kepalanya tanpa takut terjadi gambar berbayang(ghosting)

· System polarisasi tegak lurus membuat adanya bayangan saat penonton menggerakan kepalanya.

· Memakai sistem polarisasi cahaya, sistem RealD menuntut layar khusus, yaitu Silver Screen. Layar perak RealD masih bisa dipakai juga untuk film biasa tanpa terlihat terlalu mengkilap atau silau pada sudut tertentu.

· Layar putih biasa, tidak mampu merefleksikan rambatan cahaya yang telah terkutub dari proyektor. Sedangkan Dolby3D tidak menuntut layar khusus, sehingga bioskop yang enggan mengubah layar yang sudah ada, akan memilih Dolby 3D.

Yap….mungkin sekian dulu pada bahasan kali ini…

J

Sumber : wikipedia

posted by notizen-armee @ 01.30  
1 Comments:

Posting Komentar

<< Home
 
About Me

Name: notizen-armee
Home: Bandung, Jawa Barat, Indonesia
About Me:
See my complete profile
Previous Post
Archives
Shoutbox

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus.

Links
Powered by

Blogger Templates

BLOGGER